LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA
“SUHU
DAN VISKOSITAS”
Oleh:
Esti Anugraheni M. (12030654056)
Huni Hindrati (12030654212)
Suryatin Ardiningsih (12030654225)
M. Martha Ayuhans (12030654226)
Silvia Haryanti (12030654229)
Pendidikan Sains B 2012
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SAINS
2014
ARCHIMEDES DAN MASSA JENIS
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan
pada Senin, 12 Mei 2014 di Laboratorium Pendidikan Sains Unesa. Percobaan yang
kami lakukan bertujuan untuk menyelidiki pengaruh suhu fluida terhadap
kecepatan jatuhnya benda. Metode yang kami lakukan adalah mengukur diameter kelereng, menimbang
massa kelereng, mendinginkan minyak goreng hingga mencapai suhu 20°C, memasukkan
kelereng ke dalam minyak goreng dan mencatat waktu yang ditempuh kelerang
dengan jarak 50 cm, menunggu suhu minyak goreng naik sampai 25°C, lalu
melakukan kegiatan yang sama untuk mendapat waktu tempuh kelereng. Memanaskan
minyak goreng sampai suhu 40°C dan melakukan kegiatan yang sama. Mengulangi
langkah yang sama dengan suhu 35°C dan 30°C. Hasil yang kami dapatkan adalah
bahwa suhu mempengaruhi besarnya kecepatan jatuhnya benda. Semakin tinggi suhu
zat cair, maka semakin kecil viskositas zat cair tersebut. Kecepatan benda
ketika dijatuhkan ke dalam zat cair yang sudah dipanaskan menjadi semakin cepat
karena dipengaruhi oleh kenaikan temperature dan gravitas bumi sehingga waktu
tempuh benda semakin sedikit. Hasil yang kami dapatkan sudah sesuai dengan teori yaitu tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kecil viskositas
zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kecil
viskositas zat gas tersebut (Rosiana,
2005).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap fluida, baik gas maupun cairan, memiliki suatu
sifat yang dikenal sebagai viskositas. Viskositas
dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas pada zat
cair disebabkan oleh adanya gaya kohesi yaitu gaya
tarik menarik antara molekul sejenis (Sarojo, 2009).
Prinsip viskositas ini
dapat digunakan dalam proses pemisahan minyak dengan air. Kekentalan suatu zat
cair dapat dihitung dengan hukum Stokes. Viskositas cairan turun dengan naiknya
temperatur. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh
energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul
melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur.
Dengan melakukan percobaan ini, kita akan mengetahui
pengaruh suhu terhadap kecepatan jatuhnya benda yang akan berpengaruh terhadap
besarnya viskositas.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh suhu fluida terhadap
kecepatan jatuhnya benda?
C. Tujuan
Menyelidiki pengaruh suhu fluida terhadap
kecepatan jatuhnya benda.
D. Hipotesis
Semakin tinggi suhu fluida maka semakin besar
kecepatan jatuhnya benda.
BAB II
DASAR TEORI
Viskositas dapat dinyatakan sebagai
tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas pada zat cair disebabkan oleh adanya gaya kohesi yaitu gaya
tarik menarik antara molekul sejenis (Sarojo, 2009).
Fluida yang
lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu. Hal
ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang
permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng atau
oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi
suhu zat cair, semakin kecil viskositas zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu
menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih
cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kecil
viskositas zat gas tersebut ( Rosiana,
2005).
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu,
sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan
bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air.
Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas
akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya
semakin cepat. Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta
laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi. Viskositas akan naik jika ikatan rangkap
semakin banyak (Rao, 2003).
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas
(kekentalan) fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga
menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di
dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair.
Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul
gas. Zat cair lebih kental (viskositasnya) daripada gas, sehingga untuk
mengalirkan zat cair diperlukan gaya yang lebih besar dibandingkan dengan gaya
yang diberikan untuk mangalirkan gas.
Bila sebuah bola yang massa jenisnya lebih
besar daripada massa jenis fluida dan berjari-jari r, dimasukkan ke dalam suatu
fluida zat cair, maka bola tersebut akan jatuh dipercepat sampai suatu saat
kecepatannya maksimum (Vmaks). Pada kecepatan Vmaks ini,
benda akan bergerak beraturan karena gaya beratnya sudah diimbangi oleh gaya
gesek fluida.
Menurut George Stokes besarnya gaya gesek pada
fluida inilah yang disebut gaya stokes dengan koefisien viskositasnya η dengan
konstanta k = 6πr. Sehingga gaya gesek (gaya stokes) dapat dirumuskan
sebagai:
Jika sebuah benda berbentuk bola jatuh
bebas dalam suatu fluida kental (gambar 1.17), kecepatannya akan bertambah
karena pengaruh gravitasi bumi sehingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang
tetap. Kecepatan terbesar yang tetap tersebut dinamakan kecepatan terminal.
Pada saat kecepatan terminal tercapai, berlaku keadaan:
Dengan :
v =
kecepatan terminal (m/s)
η =
koefisien viskositas fluida (Pa s)
r = jari-jari bola (m)
g =
percepatan gravitasi (m/s2)
ρb = massa jenis bola (kg/m3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Rancangan
Percobaan
Gambar
4. Rancangan percobaan suhu dan
viskositas
B.
Alat
dan Bahan
Alat:
1. Gelas
panjang 60cm 1 buah
2. Kelereng
5 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Kompor
Listrik 1 buah
5. Jangka
sorong 1
buah
6. Neraca
digital 1
buah
7. Termometer 1 buah
Bahan:
1. Minyak
goreng 500 ml
2. Es
batu 1
buah
C.
Variabel
yang digunakan
1. Variabel
Kontrol : Volume fluida
2. Variabel
Manipulasi : Suhu fluida (40°C, 35°C,
30°C, 25°C, 20°C)
3. Variabel
Kontrol : Kecepatan dan waktu
jatuhnya benda
D.
Alur
Percobaan
E.
Langkah
Kerja
Mengukur
diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong. Menimbang massa kelereng
dengan menggunakan neraca digital. Mendinginkan minyak goreng hingga mencapai
suhu 20°C. Memasukkan kelereng ke dalam minyak goreng dan mencatat waktu yang
ditempuh kelerang dengan jarak 50 cm. Menunggu suhu minyak goreng naik sampai
25°C, lalu melakukan kegiatan yang sama untuk mendapat waktu tempuh kelereng.
Memanaskan minyak goreng sampai suhu 40°C dan melakukan kegiatan yang sama.
Mengulangi langkah yang sama dengan suhu 35°C dan 30°C.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A.
DATA
Berdasarkan percobaan Suhu dan
Viskositas yang telah kami lakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Diameter kelereng (d) =
1,15 cm
Jari-jari kelereng (r) =
0,575 cm
Volume kelereng (V) =
0,79 cm3
Massa benda (m) =
2 gr
B.
ANALISIS
Berdasarkan
percobaan suhu dan viskositas yang telah kami lakukan didapatkan data yaitu: dengan
menggunakan bahan minyak goreng yang memiliki suhu 20°C, waktu yang ditempuh
kelereng dengan jarak 50cm adalah 2,64 s dengan kecepatan kelereng 0,19 m/s dan
viskositas minyak goreng 0,97 Pa.s. Untuk minyak goreng dengan suhu 25°C, waktu
yang ditempuh kelereng dengan jarak 50cm adalah 2,13 s dengan kecepatan
kelereng 0,23 m/s dan viskositas minyak goreng 0,55 Pa.s. Untuk minyak goreng
dengan suhu 30°C, waktu yang ditempuh kelereng dengan jarak 50cm adalah 1,90 s
dengan kecepatan kelereng 0,26 m/s dan viskositas minyak goreng 0,48 Pa.s.
Untuk minyak goreng dengan suhu 35°C, waktu yang ditempuh kelereng dengan jarak
50cm adalah 1,83 s dengan kecepatan kelereng 0,27 m/s dan viskositas minyak
goreng 0,46 Pa.s. Untuk minyak goreng dengan suhu 40°C, waktu yang ditempuh
kelereng dengan jarak 50cm adalah 1,70 s dengan kecepatan kelereng 0,29 m/s dan
viskositas minyak goreng 0,43 Pa.s.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan
analisis data di atas, hasil percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori
bahwa semakin tinggi suhu zat cair, maka semakin kecil viskositas (kekentalan)
zat cair tersebut. Viskositas pada zat cair tersebut dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul zat cair. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul
melemah. Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas akan
turun dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur. Kecepatan kelereng ketika
dijatuhkan ke dalam zat cair yang sudah dipanaskan menjadi semakin cepat karena
dipengaruhi oleh kenaikan temperature dan gravitas bumi sehingga waktu tempuh kelereng semakin sedikit.
Hal tersebut juga
dapat dibuktikan dalam grafik hubungan antara suhu dan viskositas zat cair
bahwa ketika suhu zat cair 20°C, diperoleh viskositas sebesar 0,97 Pa.s. Ketika
suhu zat cair 25°C, diperoleh viskositas sebesar 0,55 Pa.s. Ketika suhu zat
cair 30°C, diperoleh viskositas sebesar 0,48 Pa.s. Ketika suhu zat cair 35°C,
diperoleh viskositas sebesar 0,46 Pa.s. Dan ketika suhu zat cair 40°C,
diperoleh viskositas sebesar 0,43 Pa.s. Grafik tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi suhu zat cair, maka semakin kecil viskositas zat cair tersebut.
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan
pembahasan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa suhu mempengaruhi besarnya
kecepatan jatuhnya benda. Semakin tinggi suhu zat cair, maka semakin kecil
viskositas zat cair tersebut. Kecepatan benda
ketika dijatuhkan ke dalam zat cair yang sudah dipanaskan menjadi semakin cepat
karena dipengaruhi oleh kenaikan temperature dan gravitas bumi sehingga waktu tempuh benda semakin sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Imfranroni. 2013. Pengaruh
Suhu dan Konsentrasi Terhadap Viskositas. Online.
http://imfran-imfranpurba.blogspot.com/2013/01/pengaruh-suhu-dan-konsentrasi-terhadap.html (diakses pada 18 Mei 2014 pukul 20.00 WIB).
Ridwan. 2013. Viskositas
da Hukum Stokes. Online.
http://duniafisikaasyik.wordpress.com/2012/06/03/6-viskositas-dan-hukum-stokes/ (diakses pada 18 Mei 2014 pukul 20.00 WIB).
Sutrisno. 2011. Hukum
Stokes. Online.
(diakses pada 18 Mei 2014 pukul 20.00 WIB).
Laporan sementara suhu dan viskositas kelompok 5 Sains B 2012
Lembar Kegiatan Mahasiswa suhu dan viskositas kelompok 5 Sains B 2012
Lembar Kegiatan Mahasiswa suhu dan viskositas kelompok 5 Sains B 2012
LAMPIRAN
Lampiran perhitungan suhu dan viskositas:
Dokumentasi suhu dan viskositas:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar